Tak bisa andalkan petani, Mentan akan terus impor bawang putih - Kementerian Pertanian menyatakan salah satu penyebab tingginya harga
bawang putih saat ini dikarenakan petani sudah mulai enggan memproduksi
komoditas ini. Petani lebih memilih lahan pertaniannya ditanami oleh
komoditas yang lebih menguntungkan seperti beras.
Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan kondisi ini diperparah dengan
kenyataan bahwa lahan pertanian saat ini sudah mulai menghilang. Hal ini
sangat disayangkan karena Indonesia sebelumnya dipandang sebagai negara
agraria.
"Saat ini lahan sangat terbatas sehingga trade off sekarang petani
mana yang lebih menguntungkan," ujarnya pada merdeka.com saat ditemui di
Jakarta, akhir pekan ini.
Lahan yang terbatas ini, lanjutnya, memiliki konsekuensi
ketidakseimbangan pasokan komoditas bahan pokok pada saat musim panen.
Maka dari itu meski sudah memasuki musim panen masih terdapat beberapa
komoditi yang mengalami kelangkaan.
"Itulah kemudian ketika satu komoditas naik, satu komoditas turun. Karena lahannya sama," tuturnya.
Solusi yang realistis untuk menanggulangi tingginya harga bawang
putih saat ini ialah membuka keran impor. Institusinya bersama
Kementerian Perdagangan telah mengkaji opsi penyederhanaan proses impor
menjadi dalam satu atap agar mempercepat pengisian pasokan bawang putih
di masyarakat.
"Keputusan ini menunggu persetujuan Menko Perekonomian nanti setelah kita presentasi padanya," ucapnya.
Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta,
menambahkan solusi dari kurangnya lahan pertanian ialah pemberian
bantuan tanah langsung kepada petani. Badan Pertanahan Nasional (BPN)
telah sepakat untuk mengkaji rencana ini.
Menurutnya, pemberian lahan yang ideal untuk petani ialah di Jawa
sekitar 2 hektar dan di luar Jawa ialah 5 hektar. "BPN telah menyambut
baik hal ini," imbuhnya.
Tidak ada komentar