![]() |
Bus Pahala Kencana yang dalam sekejap berpindah tempat dari jalur pantura ke hutan jati gelap gulita |
Hutan Tempat Bus Pahala Kencana Nyasar Dulunya Kota Gaib - Pascakejadian bus Pahala Kencana dan dua truk nyasar di hutan Mbogan,
Blora, Jawa Tengah, warga mulai muncul rasa takut untuk melintas saat
malam hari. Warga baru melintas jika memang sangat perlu atau melintas
mengajak teman. Sebab, peristiwa kendaraan berat nyasar sampai ke hutan
Mbangon baru kali pertama terjadi.
Saman, warga Sendangrejo, Blora
menambahkan, dahulu juga pernah ada cerita rombongan penyedia hiburan
tanggapan televisi video untuk acara yang pernah tersesat di dalam
hutan. Saat itu, mereka mengaku disewa oleh warga setempat untuk hiburan
hajatan semalaman. Mereka pun melayani sesuai pesanan. “Padahal saat
itu tak satupun warga yang menggelar hajatan. Mereka nyetel video
ditengah hutan. Tapi anehnya mendapat bayaran uang betulan (asli),”
katanya.
Selain cerita-cerita tersebut, masih ada sederet cerita
lain yang temanya sama, yakni tersesat. Ada kelompok seniman yang
beraksi dihutan seolah-olah sedang menghibur warga, polisi yang nyasar
sampai ke tengah pemakaman, dan lain-lain.
“Jadi model tersesat
ada yang pas saat lewat di situ tiba-tiba tembus entah kemana. Atau dari
luar daerah tiba-tiba nyasar tembus di situ,” kata Lilik Pujianto,
Kepala Desa Kedungbacin, Blora. Cerita-cerita aneh di luar nalar di
kampungnya sudah ada sejak dulu.
Dari cerita para leluhur desa,
daerah sekitar hutan tersebut adalah sebuah kota gaib yang menjadi
tempat tinggal banyak makhluk halus. Kota tersebut cukup megah dan
besar. Namun hanya orang-orang tertentu yang memiliki kelebihan saja
yang bisa melihatnya. Masyarakat biasa tak bisa melihat, hanya sering
mendapat gangguan saja saat melintas. “Ya antara percaya dan tak
percaya. Seperti itu kata orang-orang tua dahulu,” katanya.
Semantara
dari pihak kepolisian Polsek Todanan menganggap peristiwa tersebut
adalah murni akibat sopir yang salah jalur hingga akhirnya tersesat
didalam hutan. Hal ini disampaikan oleh Aipda Suyadi, Kanit Reskrim yang
mewakili Kapolsek Todanan, AKP Daryoto. Di duga, sopir tak paham
kondisi medan saat mengambil jalan pintas untuk menghindari kemacetan di
jalur Juwana-Rembang.
“Sopir sudah kami mintai keterangan. Yang
bersangkutan dalam keadaan sadar dan tak terpengaruh narkoba atau
alkohol. Polisi menyimpulkan peristiwa itu murni karena sopir yang salah
jalan,” kata Suyadi.
Kesimpulan polisi ini karena jalan-jalan di
kampung setempat jika ditelusuri memang bisa tembus ke jalur
Juwana-Rembang. Meski disangkutpautkan dengan hal mistis, polisi tetap
berpikir logis untuk menyikapi peristiwa itu.
Menurut polisi yang
akrab disapa Yadi ini, dari arah Juwana, ketiga kendaraan tersebut
seharusnya bisa ke arah Batangan (ke utara) untuk menuju jalur Pantura.
Atau pilihan lain adalah melalui Sulang di Kabupaten Rembang yang memang
berkelok-kelok.
Di lokasi inilah diduga sopir salah mengambil
jalan yang menuju ke arah Kecamatan Todanan. “Seharusnya sopir berbelok
ke arah Sumber, tapi sopir malah ke arah Todanan hingga sampai ke tengah
hutan,” katanya.
Tidak ada komentar